Diumur
20 an ini, banyak hal-hal yang sebenarnya tidak baik baik berubah menjadi
sesuatu yang wajar-wajar saja. Jatuh cinta dengan sahabat, perselingkuhan, dan
hal hal tidak baik lainnya yang seakan-akan menjadi biasa saja.
Bukan
hal yang menyenangkan ketika kita mengetahui pasangan kita berpaling kepada
orang lain, dengan atau tanpa sebab yang jelas. Berbagai ekspresi dan reaksi
pasti akan muncul dari dalam diri kita. Marah, kesal, kecewa, benci mungkin
adalah reaksi yang paling sering terjadi. Lalu, apa yang akan kamu lakukan
selanjutnya? Menghancurkan pilihannya untuk berpaling, atau mencari jalan lain
dengan move on kepada orang yang lebih baik? Atau mengikhlaskan kepergiannya
dengan tersenyum ikhlas? Mungkin saya akan memilih yang terakhir, ya, walaupun
akan terasa sangat berat, bahkan membaca nya saja seperti mustahil untuk
dilakukan.
Dalam
sebuah hubungan yang mengatasnamakan cinta diumur yang sudah berkepala 2 ini,
kita tidak bisa membatasi apa saja yang dia lakukan. Menjadi pengamat dari
kejauhan saja sudah lebih dari cukup, atau lebih bagusnya lagi kita menjadi
penyemangat bagi dia yang sedang mengeksplor dirinya untuk merancang masa
depannya. Akan lebih baik lagi, jika impian-impian dimasa depan itu dirancang
bersama.
Lalu
bagaimana ketika hubungan kita sudah sejauh itu, pasangan kita malah berpaling?
Hal miris dan mengenaskan itu terjadi kepada saya beberapa waktu yang lalu. Ketika
sudah banyak sekali rencana masa depan yang ingin diwujudkan bersama, tiba-tiba
si dia berpaling. Lantas siapa yang pantas disalahkan? Mungkin tidak ada. Atau mungkin
saya bisa menyalahkan diri saya sendiri. Atau mungkin, ini semua adalah tentang
pilihan. Saya yakin, hal terberat dalam urusan percintaan adalah bukan
bagaimana cara mendapatkannya, hal terberat itu adalah dua pilihan, bertahan
pada pilihan atau meninggalkanya demi orang baru.
Sama
seperti apa yang saya alami beberapa waktu lalu. Saya tidak pernah menyalahkan
dia mengapa sampai hati dia berpaling. Mungkin itu adalah salah saya yang tidak
membiarkannya mengeksplor dunianya. Atau mungkin ada orang baru lebih menantang
dari pada saya saat itu. Tidak ada yang tahu. Yang saya tau, ketika seseorang
memilih untuk bertahan pada pilihan, itu artinya ada sesuatu yang bisa
diperbaiki dan diperjuangkan demi masa depannya. Namun, ketika dia memilih
meninggalkan, mungkin dia tidak menemukan hal yang dia butuhkan untuknya di
masa depan di dalam diri kita. Menyedihkan bukan?
Ya memang
kenyataanya seperti itu. Anggap saja bahwa saat ini hidup adalah sebuah
bandara, banyak orang datang dan pergi silih berganti, namun mereka hanya sekedar
singgah. Lalu akan ada saatnya hidupmu akan berubah menjadi sebuah rumah bagi
orang lain, suatu tempat yang nyaman untuk dirimu dan pasanganmu. Menjadi tempat
untuk kembali setelah sekian lama pergi.
Di umur
yang sudah mempunyai 2 kepala ini mungkin kita masih dalam tahap pencarian. Banyak
orang yang datang dan pergi dari hati tanpa permisi. Tidak usah terlalu kecewa karna
pada dasarnya kita memang masih sama-sama mencari masa depan kita di diri
pasangan kita.
Cukuplah
percaya bahwa Tuhan akan menggantikan sesuatu yang dianggapnya buruk dengan
sesuatu yang baik.
Dan
mungkin, Tuhan juga menggantikanmu dengan orang yang lebih baik nanti. Tanpa berpaling
sekali lagi. Tanpa menyakiti hati lagi.