Beberapa hari
yang lalu untuk pertama kali dalam hidup saya (eaaa) masuk kedalam sebuah grup
Line. Pada awalnya saya ngga pernah tau gimana rasanya berada pada sebuah grup
Line.
Pada awalnya
saya diundang oleh salah seorang teman yang ada pada friend list Line saya. Awalnya saya heran, ini toh rasanya berada
dalam sebuah grup. Notifikasi ngga pernah berhenti berbunyi. Saya pun heran,
dan bertanya dalam hati, “Ini membernya udah pada saling kenal berapa tahun ya?
Kok akrab banget.” Tanya saya dalam hati. Entah ini yang dinamakan asik, atau
sok asik, saya sendiri kurang begitu paham.
Selang beberapa
waktu saya berada didalam grup, ternyata saya menyadari bahwa sebenernya mereka
ini belum kenal lama. Bahkan lebih menyedihkan lagi, mereka belum pernah
bertemu satu sama lain. Dan yah, sepertinya cuman sok asik didalam chat room grup
tersebut.
Dan
memberpun dibagi dalam 2 jenis. Oldmember dan Newmember. Oldmember adalah
mereka-mereka yang sudah lama (menghabiskan waktunya untuk tiap hari mantengin
hp) di grup tersebut. Sedangkan Newmember adalah mereka yang baru masuk kedalam
grup. Biasanya mereka adalah anak-anak yang dengan histerisnya berebut agar
bisa masuk kedalam grup yang lagi mengadakan OPMEM alias open member. Kamu harus
tau, open member grup Line bahkan setara dengan open member Tentara Nasional
Indonesia. Yah, ada banyak syarat yang harus dipenuhi.
Banyak sekali
syarat-syarat yang mesti diajukan agar bisa masuk kedalam grup tersebut. Diantaranya:
1. Harus melakukan screenshot berapa grup yang telah diikuti. Sedikit berargumen,
mungkin tingkat ke-eksis-an seseorang dilihat dari berapa grup yang telah
diikuti. Sepertinya. Begitu.
2. No siders (siders=silent
reader/member yang hanya jadi pembaca pasif alias tidak pernah ikut chatting). Padahal
pada kenyataanya, para member-member baru yang aktif chat di chatroom (yaiyalah
chatroom) malah kebanyakan tidak ada yang merespon. Kecuali kalo dia cakep. Bagaimana
dengan tampang yang seperti saya? Ikut nimbrung di chatroom selain tidak ada
yang merespon, member baru bertampang mutan kaktus seperti saya bakal dibilang
sok asik. Ujungnya? Di kick.
3. No kickers (kickers=orang-orang
kurang kerjaan yang saya ngga pernah paham apa misi dari para kickers yang
dengan sengaja meng-kick
member-member yang ada didalam grup)
Dan masih
banyak lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Dan setelah
melewati masa-masa perkenalan tentang apa itu grup Line, akhirnya saya semakin
penasaran. Saya mulai masuk dari grup satu ke grup yang lain. Banyak banget
perbedaan antara satu grup dengan grup yang lain.
Ada grup yang
member sampai ownernya kebelet banget buat eksis (walau hanya di dunia maya). Ada
yang sok cantik, sok lemah, sok ganteng, bahkan sok kaya. Ada yang dinamakan
Bokepers (dimana hal-hal yang dibicarakan selalu berhubungan dengan seks,
biasanya dilakukan oleh para jomblo-jomblo yang sudah mulai ditumbuhi sarang
laba-laba karna sudah lama tidak dijamah), ada yang katanya keluarga tapi
saling menjabat tangan satu sama lain aja belum pernah, da nada grup yang
isinya kickers yang sekali lagi saya katakana saya tidak pernah tau apa tujuan
hidup dari para kickers tersebut.
Ada grup yang melakukan open member dan
memperlakukan member baru nya dengan cara yang kurang manusiawi. Member yang
baru join dan jarang muncul akan di kick (hanya beberapa jam setelah member
tersebut join), member baru jarang sekali ada yang merespon (sekali lagi,
kecuali dia cakep dan display picture sedang
mengemudi kendaraan roda 4), member yang ikutan nimbrung dibilang sok asik
secara langsung, singkat, padat, dan jelas. Terlebih jika member tersebut
bertampang seperti saya.
Dan untuk
pertama kalinya, saya mengikuti sebuah acara meet up yang mereka adakan. Atas
dasar penasaran saya pun menghadirinya. Dan atas tujuan memperat tali
persaudaraan dan untuk melakukan sharing, yang walau pada kenyataannya hanya
member yang cakep yang diajak ngobrol. Sebuah kenyataan pahit bagi orang-orang
bermodal tampang dibawah rata-rata seperti saya, untuk bisa (yang katanya) “Sharing”
antar member. Meet up? F**king kidding
me.
Banyak sekali
bahasan-bahasan yang dilakukan didalam chatroom. Kalo agak malem yang dibahas
berhubungan dengan bokep (dan mirisnya, banyak gadis-gadis yang memancing
terlebih dahulu), selalu send location kalo lagi disuatu tempat yang hits (ngga
ada satupun yang send location di sebuah tempat ibadah, sad but true).
Yang paling
ngeselin adalah ketika grup tersebut kemasukan kickers. Semua langsung panik. Owner
marah-marah ke semua member. Yang katanya tidak bisa menjaga grup dengan baik. Yang
dia ngga tau, banyak yang lebih penting dalam hidup dari sekedar mengurus
beginian. Hadeuh.
Dan sampe
sekarang pun saya masih kurang begitu paham maksud dan tujuan di bentuknya grup
yang kurang begitu jelas. Hey, letakkan handphone
mu. Lihat sekitar. Masih banyak yang lebih asik dikehidupan nyata dari pada
hanya sekedar bercanda via aksara. Post ini saya tulis tanpa sedikit pun
untuk menyerang kalian wahai generasi muda. Sampai kapan hidupmu hanya sebatas
duduk-tidur-bacain chat grup. Buka pintu rumahmu. Dan nikmati dunia yang
sebenarnya.
Dan jangan
hanya karena kamu menemukan teman baru yang lebih asik (asik dichatroom doang)
lalu kamu meninggalkan temen lamamu (yang asik pada arti yang sebenarnya
didunia nyata). Hidup hanya sekali, masa iya cuman liat Handphone dan ketawa-ketawa sendiri?
0 comments:
Post a Comment