Dulu, aku (iya ganti kata gue jadi aku lagi, he he) pernah
ngerasain yang namanya lemes cuman karna ngeliat kotak berwarna merah di sebuah
website. Bukan sekedar website, karna itu adalah website SNMPTN. Sama seperti
apa yang kamu, adik-adik kelasku, rasain. Nggak ada lagi semangat hidup, berasa
masa depan ini suram sekali, udah nggak ada lagi jalan buat ngebahagiain orang
tua lagi, nyesel dengan semua yang pernah dilakuin di masa lalu. Waktu itu,
kesedihan sewaktu melihat sebuah kotak merah tanda tidak lolos itu malah aku
rasain sewaktu ada di puncak Bromo. Semangat liburan malah jadi semangat pengen
nyeburin diri ke kawah. Yang tadinya seneng banget liburan seru, ngeliat tai
kuda pun berasa bongkahan coklat, sewaktu turun ngeliat coklat jadi berasa tai
kuda! Rasanya pengen cepet-cepet balik ke Surabaya, masuk ke kamar dan nangis
dipojokan.
Dengan sedikit banyak keraguan dan rasa takut yang
berlebihan, kukabari orang tua di Surabaya. Entahlah, kurang paham dengan apa
yang mereka rasakan, kedua orang tuaku dengan sabarnya berkata; yaudah, mungkin
bukan jalannya. Swasta masih banyak di Surabaya. Denger kata-kata orang tua
yang seakan nggak ada kecewanya dengan kegagalan ini, badan ini rasanya jadi
kepukul. Mungkin aku terlalu percaya diri dengan apa yang udah aku jalanin di
masa sekolah dulu. Dan itu memang tidak bisa dibantah lagi. Lemas, sedih,
kecewa, air mata, dan putus asa ini cuman nunjukin bahwa kadang kepercayaan
diripun nggak cukup buat masa depan yang luar biasa. Usaha super keras dan doa
yang nggak pernah putus adalah satu komposisi inti yang nggak boleh dipisah
sedikit pun. Dan semua yang kita perjuangin di masa-masa yang lalu pada akhirnya
memang tidak cukup baik. Atau mungkin hanya sedikit kurang baik.
Seperti ibaratnya masih ada langit diatas langit, dan
dibawah laut masih terbentang samudera yang luas. Masih ada usaha yang jauh
lebih keras dari apa yang udah kamu lakuin. Masih ada orang-orang yang jauh
lebih keras melakukan usaha melebihi kepercayaan diri kamu. Aku yakin, itu
tidak bisa dibantah lagi.
Tapi, seperti kata pepatah, banyak jalan menuju Roma. Dan banyak
pintu masuk di Lawang Sewu (lah). Memang banyak ujian-ujian menuju sukses
berada di depan mata. Walaupun susahnya tiada tara. Tapi, kalo kamu nggak hanya
percaya sama kepercayaan diri tingkat tinggimu. Dan menjadikan kepercayaan
diri, usaha yang lebih keras lagi, dan ditambah dengan doa yang tidak kunjung
putus, aku yakin kamu bisa melakukanya. Menyerah bukan jalan yang bener. Tapi menyerah
dengan kemampuan yang kamu miliki, dan menyadari bahwa kemampuan itu harus
lebih diasah lagi, siapa tau dibulan depan kamu bisa menjawab minimal 75%. Ato bahkan
100%. Siapa yang tau?
Dan nggak lupa juga, Tuhan yang kita miliki memang nggak
pernah tidur. Jalan yang menurutmu adalah masa depan cerah berarti bukan yang
terbaik menurut Tuhan-mu. Percayalah, Dia tidak pernah membiarkan semuanya jadi
nggak ada artinya sama sekali, termasuk hidupmu. Karna kita semua tau, Allah
maha adil.
Karena memang tidak ada mimpi yang bisa ditawar. Kesuksesan bukan
soal yang tercepat, karena yang tercepat belum tentu yang terbaik. Jalan yang
tercepat belum tentu jalan yang bisa bikin kamu selamat. Masih banyak jalan,
walaupun penuh tikungan yang membahayakan, dan usaha keras untuk melaluinya. Mungkin
itulah jalan terbaik, yang membawa aku, kamu, dan kalian semua menuju sebuah
kesuksesan. Dan bahkan kesuksesan mu ngga pernah bisa diukur hanya dari mana
kamu menimba ilmu, tapi dengan seberapa berat perjuangan yang udah kamu lakuin
untuk meraihnya.
Untuk kamu yang tidak lolos SNMPTN, dan untuk diriku sendiri
yang masih mencari jalan terbaik menuju kesuksesan, bersemangatlah.